Menembus ruang dan waktu dalam hal ini adalah mengalami perubahan atau melakukan perubahan. Untuk melakukan perubahan ini diperlukan suatu pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri. Maka kita perlu untuk mempelajari filsafat. Dalam mempelajari filsafat, haruslah secara intensif dan ekstensif. Intensif artinya dalam sedalam dalamnya sedangkan ekstensif artinya luas selua luasnya. Maka dari itu dalam mempelajari filsafat dibutuhkan referensi, dalam hal ini adalah pikiran para filsuf, apa yang mereka katakan dalam hubungannya dengan pikiran-pikiran kita. Apa yang kita pikirkan dengan dukungan dari pemikiran para filsuf ini kemudian kita refleksikan dalam kehidupan sehari-hari hal inilah merupakan upaya kita dalam menembus ruang dan waktu.
Ada beberapa hal penting dalam menembus ruang dan waktu yaitu:
1.Fenomenologi
Fenomenologi adalah karya cipta dari HUSSERL. Ada dua unsur penting yaitu abstraksi dan idealisme. Abstraksi adalah memilih atau melakukan reduksi. Manusia kodratnya adalah abstraksi karena sejak lahir manusia telah terpilih. Hidup adalah pilihan karena sebenar-benrnya manusia adalah reduksi karena manusia tidak bisa tidak memilih. Dalam melakukan reduksi ada hal-hal yang tereliminasi dan yang tidak dipikirkan oleh HUSSERL dimasukkan dalam suatu wadah yang dinamakan “rumah epoke”.
2.Fondasionalisme
Semua makhluk beragama adalah kaum fondasionalisme, menempatkan Tuhan sebagai causa prima yaitu sebab utama dan sebab pertama. Dalam kehidupan sehari-hari orang yang membangun keluarga adalah sedang menjadi kaum fondasionalisme. Hakikat manusia adalah kaum fondasionalisme namun karena keterbatasannya manusia tidak bisa menjadi fondasionalisme sepenuhnya, karena dalam kenyataannya manusia melakukan segala sesuatu dengan intuisi.
3.Antifondasionalisme
Dalam hal ini manusia bertindak sebagai fondasionalisme namun sekaligus sebagai antifondasionalisme.
Kisah Orang-Orang yang Menembus Batas Ruang dan Waktu di Dalam Al Qur’an
Sebelum kita bahas lebih lanjut mengenai kisah orang-orang tersebut, maka marilah kita samakan dulu tentang persepsi “menembus batas ruang dan waktu”. Pengertiannya yang saya maksudkan bisa termasuk di salah satu poin berikut ini :
1. Orang yang bisa melewati waktu dan ruang (tempat) yang tidak bisa dilewati oleh manusia biasa di zamannya.
2. Orang yang mampu bergerak dengan kecepatan yang tidak bisa dilakukan oleh manusia lain di zamannya sehingga jarak yang jauh terasa singkat, waktu pun terasa lebih lambat baginya dibandingkan manusia lainnya.
3. Orang yang berada di tempat (ruang) yang mana waktu di sana berjalan lebih lambat daripada waktu yang dijalani manusia di muka bumi sehingga di sana ia menjadi awet muda.
1. Nabi Adam As
Kita semua pasti sering mendengar kisah tentang Nabi Adam As, nenek moyang seluruh manusia. Al Qur’an telah banyak sekali mengabarkan kepada kita tentang penciptaannya bahkan sampai kehidupannya sejak di dalam surga sampai tinggal di muka bumi. Ada baiknya, kisah ini kita mulai sejak penciptaannya terlebih dahulu agar lebih runut dan jelas.
Kisah ini menurut sebagian besar para ulama terjadi di langit dan bermula ketika Allah berfirman kepada malaikat-Nya :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : " Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi " . Mereka (para malaikat) berkata : " mengapa Engkau hendak menjadikan ( khalifah ) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah , padahal kami senantiasa bertasbih dan memuji Engkau dan mensucikan Engkau ? " Tuhan berfirman : " Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui ". (Surat Al Baqarah ayat 30)
Ayat tersebut di atas menunjukkan dialog yang terjadi antara Allah dengan para malaikat tentang akan diciptakannya seorang khalifah (pemimpin) di muka bumi oleh Allah. Kekhawatiran malaikat akan terjadinya kerusakan di muka bumi oleh orang yang akan diciptakan Allah itu sangatlah beralasan, karena mereka telah menyaksikan sendiri kerusakan yang dilakukan oleh bangsa jin sebelum itu (1000 tahun sebelum penciptaan Adam As menurut pendapat Ibnu Umar). Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu lebih mengetahui hakekat penciptaan itu daripada para malaikat, karena ia akan memilih diantara manusia untuk menjadi para Nabi dan Rasul, orang-orang shaleh dan para syuhada yang menjadi kekasih-kekasih-Nya.
Selanjutnya Allah berfirman dalam surat Shaad ayat 71- 72 :
( Ingatlah ) Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat : "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah" . Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan) Ku ; maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya.
Dan juga di surat Al Baqarah ayat 31-38 disebutkan bahwa :
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama - nama ( benda - benda ) seluruhnya kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman : " Sebutkanlah kepada - Ku nama benda - benda itu jika kamu memang orang - orang yang benar ! "
Mereka menjawab : " Maha Suci Engkau , tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami ; sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana " .
Allah berfirman : " Hai Adam , beritahukanlah kepada mereka nama - nama benda ini " . Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama - nama benda itu , Allah berfirman : " bukankah sudah Ku - katakan kepadamu , bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan ? " .
Dan ( ingatlah ) ketika Kami berfirman kepada para malaikat : " Sujudlah kamu kepada Adam , " maka sujudlah mereka kecuali Iblis ; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang - orang yang kafir .
Dan Kami berfirman : " Hai Adam , diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini , dan makanlah makanan - makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai , dan janganlah kamu dekati pohon ini , yang menyebabkan kamu termasuk orang - orang yang zalim "
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman : " Turunlah kamu ! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain , dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi , dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan " .
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya , maka Allah menerima taubatnya . Sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi Maha Penyayang .
Kami berfirman : " Turunlah kamu dari surga itu ! Kemudian jika datang petunjuk - Ku kepadamu , maka barang siapa yang mengikuti petunjuk - Ku , niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka , dan tidak ( pula ) mereka bersedih hati " .
Nenek moyang manusia, Adam As diciptakan-Nya dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk seperti yang terdapat di dalam Surat Al Hijr ayat 26. Tanah ini tentunya diambil dari muka bumi karena Allah berkehendak menempatkan manusia di sana sebagai khalifah. Allah telah memuliakan Nabi Adam As dengan membentuknya dengan kedua tangannya sendiri dan mengajarkannya nama-nama semua benda ciptaan-Nya. Karena kemuliannya itulah maka Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kapadanya sebagai tanda penghormatan ketinggian derajatnya di sisi Allah. Semua malaikat bersujud, kecuali Iblis yaitu salah seorang dari golongan jin yang ketika itu ikut berkumpul bersama para malaikat dan ia termasuk orang yang dikutuk Allah sampai hari kiamat.
Adam bersama istrinya diberikan surga di langit oleh Allah dan boleh menikmati semua fasilitas yang ada di dalamnya, kecuali mendekati sebuah pohon. Setelah beberapa saat mereka berdua berada disana, datanglah syaitan (Iblis) membujuk mereka untuk memakan buah pohon terlarang tadi. Karena kelalaian mereka pada perintah Allah, maka mereka pun tergoda pada bujuk dan rayu syaitan sehingga memakan buah pohon tersebut. Akhirnya Allah mengeluarkan mereka dari surga dan menurunkannya ke bumi. Tetapi, berbeda dengan Iblis yang tidak mau bertaubat, Nabi Adam setelah itu langsung bertaubat memohon ampunan pada Allah atas kesalahannya itu. Kemudian Allah pun mengampuninya, tetapi kesalahan tetap ada sanksinya, sehingga mereka berdua tetap harus turun ke bumi.
Para ulama mengatakan bahwa penciptaan Adam As dilakukan pada hari jum’at berdasarkan hadits Nabi SAW yang berasal dari Imam Muslim dari Abu Hurairah Ra bahwa “ Sebaik-baik hari yang didalamnya matahari terbit adalah hari jumat. Karena pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu pula ia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu pula ia dikeluarkan darinya.”
Selanjutnya ulama besar Ibnu Jarir yang dikutip dari buku “Kisah-kisah Para Nabi” karya Ibnu Katsir mengatakan “ Sebagaimana diketahui bersama bahwa Adam diciptakan pada akhir waktu hari Jum’at. Dua jam di sana (di langit) sama dengan delapan puluh tiga tahun empat bulan menurut pehitungan waktu di dunia. Pertama ia terbentuk dari tanah liat sebelum kemudian ditiupkan ruh ke dalamnya selama 40 tahun (menurut waktu di dunia), sedangkan ia sendiri tinggal di surga sebelum diturunkan darinya selama 43 tahun 4 bulan (menurut waktu di dunia)”.
Menurut pendapat Ibnu Jarir di atas dalam menafsirkan hadits dari Imam Muslim tersebut mengatakan bahwa Nabi Adam tinggal di langit hanya 83 tahun 4 bulan atau setara dengan 2 jam waktu perhitungan di dunia berdasarkan Surat Al Hajj ayat 47 yang telah kami sebutkan pada bab II sebelumnya yaitu 1 hari di langit sama seperti 1000 tahun waktu perhitungan di Bumi. Ia mengatakan pula bahwa setelah Allah membentuk sempurna tubuh Adam, maka Ia masih membiarkan dulu tubuhnya tanpa diberi ruh selama 40 tahun perhitungan di dunia atau kurang dari 1 jam di langit. Setelah waktu itu berlalu, kemudian Allah meniupkan ruh-Nya kepadanya dan memerintahkan para malaikat untuk bersujud. Ini berarti Adam As belum ditiupkan ruh selama 40 tahun, setelah itu baru ditiupkan ruh kepadanya dan dia hidup di surga selama 43 tahun 4 bulan menggenapi waktu 2 jamnya ketika ia berada di langit.
Pendapat yang dikemukakan di atas adalah pendapat Ibnu Jarir, sedangkan ulama lain ada yang mengatakan bahwa Nabi Adam As dan Hawa berada di surga selama 100 tahun menurut perhitungan waktu di dunia, wallahu’alam. Masalah berapa lamanya mereka di surga tidaklah perlu kita perdebatkan, yang penting kita tahu bahwa surga mereka berada di langit menurut pendapat jumhur ulama.
Nabi Adam telah berada di langit Allah dengan waktu yang berbeda menurut waktu perhitungan di dunia. Ia telah menembus batas ruang dan waktu yang berbeda, langit yang menghitung dengan waktu yang sangat lambat dengan bumi yang menghitung waktu dengan sangat cepat. Tentunya yang pernah merasakan hal itu hanyalah Nabi Adam As dan istrinya sendiri yaitu Hawa sedangkan keturunannya belum ada yang pernah merasakannya, kecuali Nabi Isa AS dan Rasulullah Muhammad SAW yang akan kami ceritakan kisahnya nanti InsyaAllah.
Adam dan Hawa yang seharusnya telah berumur 83 tahun 4 bulan atau 100 tahun jika berada di dunia, ternyata hanya berumur sekitar dua jam atau lebih saja di langit jika kita merujuk pada 2 pendapat ulama di atas. Hal itu dikarenakan langit memiliki dimensi waktu yang berbeda dengan dimensi waktu di dunia ini. Oleh sebab itulah Nabi Adam masih tetap muda seperti usia awal pertama kali ditiupkan ruh kepadanya pada saat ia diturunkan ke muka bumi ini. Hal itu jelas sekali bagi kita karena apalah artinya 2 jam atau lebih itu bagi tubuh kita ? kita tidak akan merasa kulit kita bertambah keriput atau mata mulai merabun bukan ?. Itulah kuasa Allah, jika Ia berkehendak kepada sesuatu maka cukup mengatakan “Jadilah” maka terjadilah.
Menurut Teori Relativitas Einstein, perbedaan waktu yang terjadi hanya bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan tinggal di tempat yang memiliki medan gravitasi yang besar. Langit dengan dimensi waktu dan ruang yang penuh dengan rahasia-Nya, sampai saat ini kita tidak memiliki ilmu apapun yang bisa menjangkaunya. Jadi bagaimana Allah bisa membuat waktu di langit yang berbeda dengan yang ada di bumi itu hanya Allah yang mengetahuinya. Semua itu tidak dapat kita pastikan 100% karena itu adalah ilmu-Nya dan ilmu manusia yang hanya sedikit ini belum bisa menggapai ilmu-Nya yang sangat luas itu.
Ada beberapa hal penting dalam menembus ruang dan waktu yaitu:
1.Fenomenologi
Fenomenologi adalah karya cipta dari HUSSERL. Ada dua unsur penting yaitu abstraksi dan idealisme. Abstraksi adalah memilih atau melakukan reduksi. Manusia kodratnya adalah abstraksi karena sejak lahir manusia telah terpilih. Hidup adalah pilihan karena sebenar-benrnya manusia adalah reduksi karena manusia tidak bisa tidak memilih. Dalam melakukan reduksi ada hal-hal yang tereliminasi dan yang tidak dipikirkan oleh HUSSERL dimasukkan dalam suatu wadah yang dinamakan “rumah epoke”.
2.Fondasionalisme
Semua makhluk beragama adalah kaum fondasionalisme, menempatkan Tuhan sebagai causa prima yaitu sebab utama dan sebab pertama. Dalam kehidupan sehari-hari orang yang membangun keluarga adalah sedang menjadi kaum fondasionalisme. Hakikat manusia adalah kaum fondasionalisme namun karena keterbatasannya manusia tidak bisa menjadi fondasionalisme sepenuhnya, karena dalam kenyataannya manusia melakukan segala sesuatu dengan intuisi.
3.Antifondasionalisme
Dalam hal ini manusia bertindak sebagai fondasionalisme namun sekaligus sebagai antifondasionalisme.
Kisah Orang-Orang yang Menembus Batas Ruang dan Waktu di Dalam Al Qur’an
Sebelum kita bahas lebih lanjut mengenai kisah orang-orang tersebut, maka marilah kita samakan dulu tentang persepsi “menembus batas ruang dan waktu”. Pengertiannya yang saya maksudkan bisa termasuk di salah satu poin berikut ini :
1. Orang yang bisa melewati waktu dan ruang (tempat) yang tidak bisa dilewati oleh manusia biasa di zamannya.
2. Orang yang mampu bergerak dengan kecepatan yang tidak bisa dilakukan oleh manusia lain di zamannya sehingga jarak yang jauh terasa singkat, waktu pun terasa lebih lambat baginya dibandingkan manusia lainnya.
3. Orang yang berada di tempat (ruang) yang mana waktu di sana berjalan lebih lambat daripada waktu yang dijalani manusia di muka bumi sehingga di sana ia menjadi awet muda.
1. Nabi Adam As
Kita semua pasti sering mendengar kisah tentang Nabi Adam As, nenek moyang seluruh manusia. Al Qur’an telah banyak sekali mengabarkan kepada kita tentang penciptaannya bahkan sampai kehidupannya sejak di dalam surga sampai tinggal di muka bumi. Ada baiknya, kisah ini kita mulai sejak penciptaannya terlebih dahulu agar lebih runut dan jelas.
Kisah ini menurut sebagian besar para ulama terjadi di langit dan bermula ketika Allah berfirman kepada malaikat-Nya :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : " Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi " . Mereka (para malaikat) berkata : " mengapa Engkau hendak menjadikan ( khalifah ) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah , padahal kami senantiasa bertasbih dan memuji Engkau dan mensucikan Engkau ? " Tuhan berfirman : " Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui ". (Surat Al Baqarah ayat 30)
Ayat tersebut di atas menunjukkan dialog yang terjadi antara Allah dengan para malaikat tentang akan diciptakannya seorang khalifah (pemimpin) di muka bumi oleh Allah. Kekhawatiran malaikat akan terjadinya kerusakan di muka bumi oleh orang yang akan diciptakan Allah itu sangatlah beralasan, karena mereka telah menyaksikan sendiri kerusakan yang dilakukan oleh bangsa jin sebelum itu (1000 tahun sebelum penciptaan Adam As menurut pendapat Ibnu Umar). Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu lebih mengetahui hakekat penciptaan itu daripada para malaikat, karena ia akan memilih diantara manusia untuk menjadi para Nabi dan Rasul, orang-orang shaleh dan para syuhada yang menjadi kekasih-kekasih-Nya.
Selanjutnya Allah berfirman dalam surat Shaad ayat 71- 72 :
( Ingatlah ) Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat : "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah" . Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan) Ku ; maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya.
Dan juga di surat Al Baqarah ayat 31-38 disebutkan bahwa :
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama - nama ( benda - benda ) seluruhnya kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman : " Sebutkanlah kepada - Ku nama benda - benda itu jika kamu memang orang - orang yang benar ! "
Mereka menjawab : " Maha Suci Engkau , tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami ; sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana " .
Allah berfirman : " Hai Adam , beritahukanlah kepada mereka nama - nama benda ini " . Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama - nama benda itu , Allah berfirman : " bukankah sudah Ku - katakan kepadamu , bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan ? " .
Dan ( ingatlah ) ketika Kami berfirman kepada para malaikat : " Sujudlah kamu kepada Adam , " maka sujudlah mereka kecuali Iblis ; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang - orang yang kafir .
Dan Kami berfirman : " Hai Adam , diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini , dan makanlah makanan - makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai , dan janganlah kamu dekati pohon ini , yang menyebabkan kamu termasuk orang - orang yang zalim "
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman : " Turunlah kamu ! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain , dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi , dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan " .
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya , maka Allah menerima taubatnya . Sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi Maha Penyayang .
Kami berfirman : " Turunlah kamu dari surga itu ! Kemudian jika datang petunjuk - Ku kepadamu , maka barang siapa yang mengikuti petunjuk - Ku , niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka , dan tidak ( pula ) mereka bersedih hati " .
Nenek moyang manusia, Adam As diciptakan-Nya dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk seperti yang terdapat di dalam Surat Al Hijr ayat 26. Tanah ini tentunya diambil dari muka bumi karena Allah berkehendak menempatkan manusia di sana sebagai khalifah. Allah telah memuliakan Nabi Adam As dengan membentuknya dengan kedua tangannya sendiri dan mengajarkannya nama-nama semua benda ciptaan-Nya. Karena kemuliannya itulah maka Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kapadanya sebagai tanda penghormatan ketinggian derajatnya di sisi Allah. Semua malaikat bersujud, kecuali Iblis yaitu salah seorang dari golongan jin yang ketika itu ikut berkumpul bersama para malaikat dan ia termasuk orang yang dikutuk Allah sampai hari kiamat.
Adam bersama istrinya diberikan surga di langit oleh Allah dan boleh menikmati semua fasilitas yang ada di dalamnya, kecuali mendekati sebuah pohon. Setelah beberapa saat mereka berdua berada disana, datanglah syaitan (Iblis) membujuk mereka untuk memakan buah pohon terlarang tadi. Karena kelalaian mereka pada perintah Allah, maka mereka pun tergoda pada bujuk dan rayu syaitan sehingga memakan buah pohon tersebut. Akhirnya Allah mengeluarkan mereka dari surga dan menurunkannya ke bumi. Tetapi, berbeda dengan Iblis yang tidak mau bertaubat, Nabi Adam setelah itu langsung bertaubat memohon ampunan pada Allah atas kesalahannya itu. Kemudian Allah pun mengampuninya, tetapi kesalahan tetap ada sanksinya, sehingga mereka berdua tetap harus turun ke bumi.
Para ulama mengatakan bahwa penciptaan Adam As dilakukan pada hari jum’at berdasarkan hadits Nabi SAW yang berasal dari Imam Muslim dari Abu Hurairah Ra bahwa “ Sebaik-baik hari yang didalamnya matahari terbit adalah hari jumat. Karena pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu pula ia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu pula ia dikeluarkan darinya.”
Selanjutnya ulama besar Ibnu Jarir yang dikutip dari buku “Kisah-kisah Para Nabi” karya Ibnu Katsir mengatakan “ Sebagaimana diketahui bersama bahwa Adam diciptakan pada akhir waktu hari Jum’at. Dua jam di sana (di langit) sama dengan delapan puluh tiga tahun empat bulan menurut pehitungan waktu di dunia. Pertama ia terbentuk dari tanah liat sebelum kemudian ditiupkan ruh ke dalamnya selama 40 tahun (menurut waktu di dunia), sedangkan ia sendiri tinggal di surga sebelum diturunkan darinya selama 43 tahun 4 bulan (menurut waktu di dunia)”.
Menurut pendapat Ibnu Jarir di atas dalam menafsirkan hadits dari Imam Muslim tersebut mengatakan bahwa Nabi Adam tinggal di langit hanya 83 tahun 4 bulan atau setara dengan 2 jam waktu perhitungan di dunia berdasarkan Surat Al Hajj ayat 47 yang telah kami sebutkan pada bab II sebelumnya yaitu 1 hari di langit sama seperti 1000 tahun waktu perhitungan di Bumi. Ia mengatakan pula bahwa setelah Allah membentuk sempurna tubuh Adam, maka Ia masih membiarkan dulu tubuhnya tanpa diberi ruh selama 40 tahun perhitungan di dunia atau kurang dari 1 jam di langit. Setelah waktu itu berlalu, kemudian Allah meniupkan ruh-Nya kepadanya dan memerintahkan para malaikat untuk bersujud. Ini berarti Adam As belum ditiupkan ruh selama 40 tahun, setelah itu baru ditiupkan ruh kepadanya dan dia hidup di surga selama 43 tahun 4 bulan menggenapi waktu 2 jamnya ketika ia berada di langit.
Pendapat yang dikemukakan di atas adalah pendapat Ibnu Jarir, sedangkan ulama lain ada yang mengatakan bahwa Nabi Adam As dan Hawa berada di surga selama 100 tahun menurut perhitungan waktu di dunia, wallahu’alam. Masalah berapa lamanya mereka di surga tidaklah perlu kita perdebatkan, yang penting kita tahu bahwa surga mereka berada di langit menurut pendapat jumhur ulama.
Nabi Adam telah berada di langit Allah dengan waktu yang berbeda menurut waktu perhitungan di dunia. Ia telah menembus batas ruang dan waktu yang berbeda, langit yang menghitung dengan waktu yang sangat lambat dengan bumi yang menghitung waktu dengan sangat cepat. Tentunya yang pernah merasakan hal itu hanyalah Nabi Adam As dan istrinya sendiri yaitu Hawa sedangkan keturunannya belum ada yang pernah merasakannya, kecuali Nabi Isa AS dan Rasulullah Muhammad SAW yang akan kami ceritakan kisahnya nanti InsyaAllah.
Adam dan Hawa yang seharusnya telah berumur 83 tahun 4 bulan atau 100 tahun jika berada di dunia, ternyata hanya berumur sekitar dua jam atau lebih saja di langit jika kita merujuk pada 2 pendapat ulama di atas. Hal itu dikarenakan langit memiliki dimensi waktu yang berbeda dengan dimensi waktu di dunia ini. Oleh sebab itulah Nabi Adam masih tetap muda seperti usia awal pertama kali ditiupkan ruh kepadanya pada saat ia diturunkan ke muka bumi ini. Hal itu jelas sekali bagi kita karena apalah artinya 2 jam atau lebih itu bagi tubuh kita ? kita tidak akan merasa kulit kita bertambah keriput atau mata mulai merabun bukan ?. Itulah kuasa Allah, jika Ia berkehendak kepada sesuatu maka cukup mengatakan “Jadilah” maka terjadilah.
Menurut Teori Relativitas Einstein, perbedaan waktu yang terjadi hanya bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan tinggal di tempat yang memiliki medan gravitasi yang besar. Langit dengan dimensi waktu dan ruang yang penuh dengan rahasia-Nya, sampai saat ini kita tidak memiliki ilmu apapun yang bisa menjangkaunya. Jadi bagaimana Allah bisa membuat waktu di langit yang berbeda dengan yang ada di bumi itu hanya Allah yang mengetahuinya. Semua itu tidak dapat kita pastikan 100% karena itu adalah ilmu-Nya dan ilmu manusia yang hanya sedikit ini belum bisa menggapai ilmu-Nya yang sangat luas itu.
PLEASE SUBSCRIBE GAN CHANNEL KAMI.!!!
thanks if u comments